Cinta Pertamaku

                                                            
Ku sadari kini diri ini telah beranjak dewasa,

Mampu mengenal fitrah yang telah Allah selipkan di raga nan masih takut akan terjatuh karena cinta

Saat itu kudapati pelukan hangat serta genggam erat penuh harap,  dan rasanya tak mau lagi terlepas... ya, nyatanya itu adalah pelukan serta genggaman cinta pertamaku.

Cinta pertama yang begitu tulus nan suci, cinta pertama itu adalah Ayah dan Ibu sosok penuh inspirasi serta motivasi.

Menjadi seorang anak terakhir dalam keluarga membuatku harus tahan banting , berulangkali kudapati kerikil yang siap menjatuhkanku yaaaa banyak yang mengatakan bahwa anak terakhir atau anak bungsu itu manja, tidak mandiri, egois, malas dan sebagainya. Itu semua sudah tak asing lagi di telinga, semua orang memiliki pendapat yang berbeda-beda tergantung pada sudut sebelah mana ia melihatnya. 

Namun cinta pertamaku tak menjadikanku menjadi anak bungsu seperti itu, karena tak semua apa yang kebanyakan orang katakan itu benar. Mereka takkan mengerti jika tak pernah merasa. 

cinta pertamaku mengajarkanku untuk selalu menjadi wanita yang kuat, menjadi sosok pekerja keras, disiplin dsb. Namun cinta pertamaku tak pernah menasehatiku dalam ucapan namun cinta pertamaku memberikanku contoh, serta isyarat dan semua itu terbersit dalam raga nan masih butuh tuntunan ini...

cinta pertamaku selalu mengerti apa yang kubutuhkan tanpaku bersua, karena batin memberika suatu isyarat. 

sosok cinta pertamaku itu sungguh sangat  membuatku semangat untuk selalu membahagiakan orang terkasih, hingga hembusan nafas terakhir itu kudapati. 

Teruntuk cinta pertamaku, tetaplah menjadi cahaya dikehidupanku. Sungguh kerikil ini memang mengganggu namun tak mungkin ku terjatuh hanya karena kerikil-kerikil itu.