MAKALAH FARMAKOLOGI
ANTIDIARE
Diajukan dan
Dipresentasikan Untuk Memenuhi Syarat Tugas Mata Pelajaran Farmakologi
Tahun Pelajaran 2015/2016
Oleh :
Dwi Wahyuni Salamah
YAYASAN
MADANI TEGALLEGA
SMK
KESEHATAN TUNAS MADANI
Jalan
Pelabuhan II Km.8 Tegallega Kota Sukabumi 43169
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Dalam lambung, makanan dicerna
menjadi “bubur” (chymus), kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraikan
lebih lanjut oleh enzim-enzim pencernaan. Setelah zat-zat gizi diresorpsi oleh
villi ke dalam darah, sisa chymus yang terdiri dari 90 & air dan sisa
makanan yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar (colon).
Bakteri-bakteri yang biasanya selalu berada disini (flora) mencernakan lagi
sisa-sisa (serat-serat ) tersebut, sehingga sebagian besar dari padanya dapat
diserap pula selama perjalanan melalui usus besar. Airnya juga diresorpsi
kembali, sehingga lambat laun isi usus menjadi lebih padat dan dikeluarkan dari
tubuh sebagai tinja.
Di dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian
balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.Kondisi ini dapat
merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara
berlebihan, dan kelebihan vitamin C. Biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang
melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare
adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap
oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi atau karena masukan cairan, sehingga makanan tercampur dengan sejumlah air dengan volume besar. Oleh
karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus
besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran
yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan
hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius,
seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi
sindrom kronis seperti penyakit
Crohn. Meskipun
penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare,
diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal
di tingkat global dan nasional fakta
menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak didunia
setiap tahun. Sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan
salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Apa penyakit diare?
2.
Apa
saja jenis-jenis diare?
3.
Apa
saja penggolongan diare?
4.
Apa
saja penyebab dan patofisiologi diare?
5.
Bagaimana
penularan diara?
6.
Bagaiman
diagnosa diare?
7.
Apa
itu antidiare?
8.
Apa
saja gejala diare?
9.
Apa
saja terapi pada diare?
10.
Apa
saja tujuan terapi antidiare?
11.
Bagaiman
cara mencegah timbulnya diare?
12.
Apa
saja penggolongan antidiare dan pengobatan diare?
C.
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1.
Mengetahui penyakit diare.
2.
Mengetahui
jenis-jenis diare
3.
Mengetahui
penggolongan diare
4.
Mengetahui
penyebab dan patofisiologi diare.
5.
Mengetahui
penularan diare.
6.
Mengetahui
diagnosa diare.
7.
Mengetahui
antidiare
8.
Mengetahui
gejala diare
9.
Mengetahui
terapi diare.
10.
Mengetahui
tujuan terapi antidiare.
11.
Mengetahi
pencegahan diare
12.
Mengetahui
penggolongan obat diare dan pengobatan diare
BAB II
PEMBAHASAN
1.DIARE
A.Defenisi Diare
Diare (atau dalam bahasa kasar
disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di
mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan
tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan yang lebih banyak
dari biasanya lebih dari 200gram atau 200ml / 24 jam. Dimana buang air besar dalam sehari lebih dari 3x
disertai pengeluaran feses yang lebih encer dan tdk terbentuk baik.
Diare yang
disebabkan oleh masalah kesehatan biasanya jumlahnya sangat banyak, bisa
mencapai lebih dari 500 gram/hari.Orang yang banyak makan serat sayuran, dalam
keadaan normal bisa menghasilkan lebih dari 500 gram, tetapi konsistensinya
normal dan tidak cair.Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada
diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.
B. Jenis-jenis
Diare
1. Diare akut, disebabkan oleh infeksi
usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau penyakit lain. Gejala
diare akut adalah tinja berbentuk cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang
demam dan muntah, serta berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
2. Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau
berulang dalam jangka waktu lama,
berlangsung
selama 2 minggu atau lebih.
3. Disentri adalah diare disertai dengan
darah dan lender.
C. Penggolongan Diare
1.
Diare
spesifik
Diare spesifik adalah diare yang disebabakan oleh infeksi baik bakteri, parasit, maupun virus.
2.
Diare
non spesifik
Diare non spesifik dapat terjadi akibat salah makan (makanan terlalu pedas sehingga mempercepat eristaltic usus), ketidakmampuan lambung dan usus dalam memetabolisme laktosa (terdapat dalam susu hewan) disebut lactose intolerance, ketidakmamapuan memetabolisme sayuran atau buah tertentu (kubis, kembang kol, sawi, nangka, durian), juga infeksi virus-virus noninvasive yang terjadi pada anak umur di bawah 2 tahun karena rotavirus.
D.Etiologi Diare
Berdasarkan metaanalisis di seluruh
dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap
lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus.
Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di
antaranya juga karena rotavirus.
Di Indonesia, sebagian besar diare
pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Bakteri dan parasit juga
dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan
makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke
usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air
dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus
menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal
inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya
mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan
elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi
inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Selain karena rotavirus, diare juga
bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan
sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa
dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang
berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.
Tidak demikian dengan bayi yang
menyusui ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di
dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya
karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan
botol dan dot.
Diare dapat merupakan efek sampingan
banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan
sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula
lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang
memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan
tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Orang tua berperan besar dalam
menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI
eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun,
susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus
Penyebab terjadinya diare :
1.
Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa).
2.
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibotika
3.
Alergi susu (intoleran laktosa)
4.
Sanitasi buruk
5.
Nutrisi buruk
6.
Intoleransi terhadap bahan makanan tertentu, misalnya; obat-obatan seperti
laksatif/pancahar, antibiotik (Ampicilin), antihipertensi (Reserpine),
kolinergik (Metoclopramide), obat kardiovaskular (Digoxin, Digitalis);
AIDS-yang dihubungkan dengan diare dan agen penginfeksi.
7.
Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun
bahan kimia.
8.
Immuno defesiensi
9.
Konsumsi alcohol yang berlebihan
10. Ansietas / cemas (misal : saat ujian,
bepergian)
11.
Infeksi virus dari usus (missal : flu
usus)
12.
Alergi terhadap makanan tertentu, tidak
tahan susu (pada orang-orang yang tidak mempunyai enzim lactase yg berfungsi
untuk mencernakan susu)
13.
Peradangan usus misalnya : cholera,
disentri, bakteri lain, virus dsb
14.
Kekurangan gizi, misalnya : kelaparan,
kekurangan zat putih telur
15.
Oportunistik kuman (kuman tidak pada
tempatnya)
16.
Efek samping obat
17.
Penyakit endokrin (seperti endokrin)
18.
Penyakit neurologik (seperti Parkinson)
Dari penelitian pada tahun 1993-1994 terhadap 123 pasien dewasa yang
menderita diare akut, penyebab terbanyak hasil infeksi bakteri E.coli (38.29%), V.cholerae Ogawa (18.29%),
dan Aeromonas. Sp (14.29%)
E.Patofisiologi Diare
Istilah diare digunakan jika feses kehilangan konsistensi
normalnya yang padat. Hal ini biasanya berhubungan dengan peningkatan beratnya
(pada laki-laki >235 gram/hari dan perempuan >175gram/hari) dan
frekuensinya (>2 perhari).
Diare akibat infeksi ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan makanan atau minuman yang
terkontaminasi, makanan yang tidak matang bahkan disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah melalui
transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi,
tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficile), atau melalui aktifitas seksual. Faktor penyebab yang
mempengaruhi patogenesis antara lain penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi
cairan di usus serta daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni yang
dapat menginduksi diare.
Patofisiologi
Diare antara lain :
§ Diare osmotik
Terjadi akibat asupan sejumlah makanan yang sukar diserap
bahkan dalam keadaan normal atau pada malabsorbsi. Termasuk dalam kelompok
pertama adalah sorbitol(ada dalam obat bebas gula dan permen serte buah-buahan
tertentu), fruktosa (jeruk, lemon, berbagai buah, madu), garam magnesium
(antasida, laktasif) serta anion yang sukar diserap seperti sulfat, fosfat atau
sitrat.
Zat yang tidak diserap bersifat aktif secara osmotic pada
usus halus sehingga menarik air ke dalam lumen. Dan hal ini tergambarkan dalam
beberapa percobaan. Misalnya, asupan zat yang tidak diserap sebesar 150 mmol
dalam 250 ml air akan memulai sekresi air secara osmitik di duodenum sehingga
volumenya meningkat hingga 750 ml.
Pada malabsorbsi karbohidrat, penurunan absorbsi Na di usus
halus bagian atas menyebabkan penyerapan air menjadi berkurang . Aktivitas
osmotic dari karbohidrat yang tidak diserap juga menyebabkan sekresi air. Akan
tetapi, bakteri di dalam usus besar dapat memetabolisme karbohidrat yang tidak
diserap hingga sekitar 80 g/hari menjadi asam organic yang berguna untuk
menghasilkan energi, yang bersama-sama dengan air akan diserap di dalam kolon.
Hanya gas yang dihasilkan dalam jumlah besar yang akan memberikan bukti
terjadinya malabsorbsi karbohidrat. Namun, jika jumlah yang tidak diserap
>80 g/hari atau bakteri usus dihancurkan oleh antibiotik, akan terjadi
diare.
§ Diare sekretorik
Dalam pemahaman yang lebih sempit terjadi jika sekresi Cl di
mukosa usus halus diaktifkan. Di dalam sel mukosa , Cl secara sekunder aktif
diperkaya oleh pembawa simport Na-K-2Cl basolateral dan disekeresi melalui
kanal Cl di dalam lumen. Kanal ini akan lebih sering membuka ketika konsentrasi
cAMP intrasel meningkat. cAMP dibentuk dalam jumlah yang lebih besar jika
terdapat misal laktasif dan toksin bakteri tertentu (kolera). Toksin kolera
menyebabkan diare massif (hingga 1000mL/jan) yang dapat secara cepat mengancam
nyawa akibat kehilangan air, K dan HCO3.
Pembentukan VIP (vasoactive intestinal peptide) yang
berlebihan oleh sel tumor pulau pancreas juga menyebabkan tingginya kadar cAMP
di mukosa usus sehingga mengakibatkan diare yang berlebihan dan mengancam nyawa
yang biasa disebut dengan kolera pankreatik.
Terdapat beberapa alasan mengapa diare terjadi setelah
reaksi ileum dan sebagian kolon. Garam empedu, yang normalnya diabsorbsi di
ileum, akan mempercepat aliran yang melalui kolon(absorbsi air menurun). Selain
itu, garam empedu yang tidak diserap akan dehidroksilasi oleh bakteri dikolon.
Metabolit garam empedu yang terbentuk akan merangsang sekresi NaCl dan H2O
dikolon. Akhirnya, juga terjadi kekurangan absorbsi aktif Na pada segmen usus
yang direseksi.
§ Diare Eksudatif
Rusaknya kerusakan mukosa usus halus atau usus besar akibat
inflamasi. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri,
non infeksi (gluten sensitive entera phaty, IBD) atau akibat radiasi.
Contohnya,kolitif ulserosa, penyakit Crohn, amebiasis, shigellarosis,
champylobacter dan yersinia.
§ Diare karena gangguan motilitas
Terjadi gangguan pada control otonimia yaitu waktu transit
usu menjadi lebih cepat. Misalnya pada diabetic neuropati, post vagotomi, post
reseksi usus, hipertiroid, tiroktioksikosis, dan sindroma usus iritabel.
F. Penularan Diare
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
• Pemakaian botol susu yang tidak bersih
• Menggunakan sumber air yang tercemar
• Buang air besar disembarang tempat
• Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.
G.Diagnosa Diare
Diagnosa diare ditegakkan
berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Amati konsistensi tinja dan
frekuensi buang air besar bayi atau balita. Jika tinja encer dengan frekuensi
buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari, maka bayi atau balita tersebut
menderita diare.
Pemeriksaan darah dapat dilakukan
untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih. Namun, untuk
mengetahui organisme penyebab diare, perlu dilakukan pembiakan terhadap contoh
tinja.
2. ANTIDIARE
A.Defenisi
Antidiare
Antidiare
adalah Obat-obat yang digunakan untuk menanggulangi atau
mengobati penyakit yang
disebabkan oleh bakteri / kuman ,virus,cacing atau keracunan makanan.
B. Gejala Diare
Gejala diare atau mencret adalah buang air
besar berulang kali dengan banyak cairan (frekuensi 4x atau lebih dalam sehari
),yang kadang disertai :
o Muntah
o Badan lesu
atau lemah
o Panas
o Tidak nafsu
makan
o Darah dan
lendir dalam kotoran
Gejala lain :
o Flu
o Agak demam
o Nyeri Otot
atau kejang
o
Sakit kepala
o
Dehidrasi
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare
yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan
diare, muntah, tinja berdarah,demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami
sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak
demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit
kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan
cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi
rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.Diare
seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya
menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan
ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
C. Dehidrasi
Pada diare
hebat yang sering kali disertai muntah-muntah, tubuh kehilangan banyak air
dengan garam-garamnya, terutama natrium dan kalium. Hal ini mengakibatkan tubuh
kekeringan (dehidrasi), kekurangan kalium (hipoglikemia) dan adakalanya
acidosis (darah menjadi asam) yang tidak jarang berakhir dengan shock dan
kematian. Bahaya ini sangat besar, khususnya bagi bayi dan anak-anak karena
organismenya memiliki cadangan cairan intra-sel yang hanya kecil sedangkan
cairan ekstra-selnya lebih mudah dilepaskannya dibanding tubuh orang dewasa.
Gejala pertama dehidrasi :
-
Perasasan haus,
-
Mulut dan bibir kering,
-
Kulit menjadi keriput (hilang kekenyalannya),
-
Berkurangnya air seni
-
Menurunnya berat badan
-
Keadaan gelisah.
Kekurangan
kalium terutama mempengaruhi sistem neuromuskuler dengan gejala :
-
mengantuk (letargi),
-
lemah otot
-
sesak nafas (dyspnoea).
Klasifikasi
Dehidrasi
1) Dehidrasi
Ringan
Tidak ada keluhan atau gejala yang
mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan agak rewel.
2)
Dehidrasi Sedang
Tandanya ditemukan 2 gejala atau
lebih gejala berikut:
Gelisah, cengeng
Kehausan
Mata cekung
Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera
kembali ke posisi semula.
3)
Dehidrasi berat
Tandanya ditemukan 2 atau lebih
gejala berikut:
Berak cair terus-menerus
Muntah terus-menerus
Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
Tidak bisa minum, tidak mau makan
Mata cekung, bibir kering dan biru
Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari
6 popok/hari.
Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
E.Terapi pada Diare
·
Terapi Farmakologi
berupa obat-obatan yang dapat
digunakan untuk menghentikan diare.
Terapi atau pengobatan farmakologi
pada antidiare :
1) Untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Cairan yang mengandung glukosa atau cairan oralit
banyak mengandung elektrolityang diperlukan tubuh ketika diare, banyak cairan
elektrolit yang terbuang bersama feses yang berbentuk encer, jika cairan
tersebut tidak diganti maka tubuh penderitaakan lemas dan bisa
menyebabkan kematian.
2) Untuk menghilangkan gejala dan penyebab
diare :
Loperamid, yang
paling banyak digunakan ini mempunyai mekanisme memperlambat motilitas saluran
cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
Racecordil, Anti diare yang ideal harus bekerja
cepat, tidak menyebabkankonstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi,
tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat.
Nifuroxazide, senyawa nitrofuran memiliki efek
bakterisidal terhadap Escherichiacoli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan Pseudomonasaeruginosa. Obat ini bekerja lokal pada saluran
pencernaan.
·
Terapi
Non-farmakologi
Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan upaya
pencegahan penyakit diare atau pertolongan pertama pada penderita diare dari
dehidrasi yang dapat dilakukan dengan menghindari pemicu diare.
Contohnya bila tidak mampu memetabolisme laktosa maka dapat
mengonsumsi susu nabati atau dengan mengurangi makanan pedas. Penanganan utama
diare dapat dilakukan dengan cara mengoreksi kehilangan cairan dan elektrolit
tubuh (dehidrasi) dengan terapi rehidrasi, yaitu menggantikan cairan dan
elektrolit secepat mungkin. Bila masih memungkinkan secara oral, maka larutan
gula garam atau oralit buatan pabrik telah mencukupi kebutuhan asalkan
diberikan sesuai patokan (sesuai umur penderita dan berat ringannya dehidrasi).
Penyebab kematian terbesar pada kasus diare adalah terjadinya dehidrasi, bukan
karena bakteri atau penyebab lainnya.
Terapi atau pengobatan non-farmakologi pada penyakit diare
antara lain :
1) Dengan
air tajin dan pisang ijo, air tajin dalam beberapa situs digunakan sebagaianti diare dengan cara mengatasi dehidrasi pada
balita. Sedangkan pisang ijomampu mengatasi gangguan diare, Menurut
hasil peneliti Bangladesh melaporkandari
sebuah pertemuan tahunan di Digestive Disease Week, menyebutkan buahpisang
efektif untuk mengatasi gangguan diare . Para peneliti secara acak menugaskan sebanyak 62 anak yang mengalami diare.
hasilnya, 65 % anak darikelompok
pisang mempunyai kualitas tinja yang sudah normal. pisang hijaumenurunkan
penyerapan usus dan inilah yang membuat ekskresinya kembali normal.
2) Kontrol makanan.
Makanan
yang pedas dapat menyebabkan diare karena, makanan yang pedas dapat
meningkatkan motilitas saluran cerna sehingga memicu terjadinya diare
F.Tujuan Terapi
Tujuan
pengobatan diare :
a. Mencegah kurangnya kalori protein,
dengan cara memberikan makanan selama diare berlangsung dan setelah diare
berhenti.
b. Mengurangi lama dan beratnya diare dan
mengurangi kekambuhan diare pada hari-hari mendatang
c. Mengurangi gejala mual dan muntah
d. Mengurangi frekuensi diare dengan zat yang
bersifat pengental, contoh: kaolin dan pektin (kaopectate: merek Indonesia),
bismuth
e. Mengurangi penyerapan air di usus dengan
zat pengecil pori-pori saluran cerna atau adstringensia, contoh: tannin (teh,
daun jambu biji, dan buah salak muda) dan arang aktif (diapet, new diatab,
norit: merek Indonesia)
f. Mengurangi motilitas/ gerakan usus
dengan zat parasimpatolitik contoh: golongan narkotika (kodein, loperamid
(loperamide, lomid, imodium: merek Indonesia). Obat –obat yang bisa digunakan
untuk mengatasi diare antara lain: golongan obat yang mengandung Karboadsorben,
Attapulgit, Bismuthi Subsalisilat, atau Kombinasi attapulgit dan pektin.
g. Mencegah terjadinya
dehidrasi dan kekurangan elektrolit
G.Pencegahan
Diare
Diare termasuk penyakit yang dapat
sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meskipun demikian, jangan
remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak
balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.
Pencegahan
:
1. Mencuci
tangan memakai sabun :
ü Sebelum
makan
ü Setelah
Buang Air Besar
ü Sebelum
memegang bayi
ü Setelah
mencebok anak
ü Sebelum
menyiapkan makanan
2. Minum
minuman sehat atau telah diolah
3. Pengolahan
sampah yang baik supaya tidak tercemar serangga
4. Membuang
BAB dan pipis pada tempatnya.
Faktor
kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare.Mulai dari
kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air
besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut
anak harus diawasi.
Ada cara
yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun.
Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas,
akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya
balita.
Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare,” tambah dr. Luszy Arijanty, Sp.A.
“Penyebab
utama diare pada orang dewasa adalah bakteri yang mengkontaminasi makan dan
minuman, sehingga mencegah diare pada orang dewasa adalah dengan memperhatikan
kebersihan makanan dan minuman. Jadi pilihlah makanan yang tetap dalam keadaan
baik,” saran dr. Ari Fahrial Syam, SP.PD, KGEH, MMB.Suntikan Vaksin Rotavirus
di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun.
Kematian
anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat
rotavirus. Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat
diare dari rotavirus.
Rotavirus
ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di Indonesia
rotavirus ditemukan pada 1976. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh manusia
bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan.
Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada. Namun karena rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan.
Tahun 2005,
strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Jenis ini jarang meski sempat
ditemukan di India. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa, Cina,
India, Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di
Filipina dan Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan.
Sementara
itu di Indonesia, vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan 2-3 kali
pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500 ribu
satu kali vaksin. Jika digunakan massal, bisa lebih murah sebagaimana hepatitis
B. Saat ini vaksin rotavirus buatan Merck dan GSK sudah masuk proses izin di
BPOM.
Apabila
disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), selanjutnya menyiapkan delapan
rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya Yogyakarta dan RSUD
Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin rotavirus.Vaksin diharap
bisa mengurangi diare akibat rotavirus.
H.Penggolongan Antidiare
A.
Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare
seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
1. Racecordil
Anti diare
yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks
terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat,
dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang
pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal
tersebut.
Cara kerjanya mengembalikan
keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide
Loperamide
merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas
saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat
diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya
diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang
sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan
toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
Informasi
Obat Loperamide :
1.
Indikasi : Pengobatan diare akut yang tidak diketahui
penyebabnya dan kronik
2.
Kontra Indikasi : Anak-anak di bawah usia 12 tahun, kolitis akut karena dapat
menyebabkan megacolon toksik, pada keadaan dimana konstipasi harus dihindari.
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
Menghambat peristaltik , gangguan fungsi hati,.Anak < 12 tahun
Menghambat peristaltik , gangguan fungsi hati,.Anak < 12 tahun
3.
Komposisi:
Tiap kaplet mengandung:
Tiap kaplet mengandung:
Loperamide HCl 2mg
4.
Cara
Kerja Obat:
Loperamide
merupakan anti spasmodik, dimana mekanisme kerjanya yang pasti belum dapat
dijelaskan. Secara invitro pada binatang Loperamide menghambat
motilitas/peristaltik usus dengan mempengaruhi secara langsung otot sirkular
dan longitudinal dinding usus.
Secara
invitro dan pada hewan percobaan, Loperamide memperlambat motilitas saluran
cerna dan mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit di usus besar.
Pada manusia Loperamide memperpanjang waktu transit isi di saluran cerna. Loperamide menurunkan volum feses, meningkatkan fiskositas dan kepadatan feses dan menghentikan penggenangan cairan dan elektrolit.
5.
Dosis :
Untuk diare akut: Awal 2
tablet,diikuti 1 tablet setiap diare
Untuk diare kronik: Awal2
tablet,ditambah 1 – 2 tablet sampai dengan fesesnya keras.Maksimal :8
tablet/hari.
6.
PeringatandanPerhatian:
Penggunaan pada penderita yang memiliki insufisiensi hati atau penyakit ginjal, misalnya gagal ginjal harus hati-hati dan dikontrol secara klinis.
Penggunaan pada penderita yang memiliki insufisiensi hati atau penyakit ginjal, misalnya gagal ginjal harus hati-hati dan dikontrol secara klinis.
Tidak dianjurkan diberikan pada diare akut karena infeksi E. coli, Salmonella spp dan atau Shigella spp.
Tidak dianjurkan untuk digunakan pada hari pertama diare, karena kotoran justru harus dikeluarkan.
Tidak boleh digunakan dalam dosis yang lebih tinggi dari dosis yang seharusnya, karena dapat menyebabkan konstipasi.
Tidak boleh digunakan jika diare diiringi demam tinggi dan atau jika feses berdarah.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Pada keadaan overdosis dapat diberikan naloxone bila terjadi gejala atau tanda yang mirip dengan keracunan morfin.
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
7.
EfekSamping:
Flatulen/kembung, konstipasi, mual, muntah, mulut kering, sakit pada abdomina. Reaksi hipersensitif (termasuk kemerahan pada kulit). Kelelahan, mengantuk,
Flatulen/kembung, konstipasi, mual, muntah, mulut kering, sakit pada abdomina. Reaksi hipersensitif (termasuk kemerahan pada kulit). Kelelahan, mengantuk,
pusing, megacolon
toksin.
8.
Gejala
overdosis: konstipasi, mual, depresi susunan saraf pusat.
9.
InteraksiObat:
Pemberian bersama transquilizer atau alkohol, inhibitor monoamn oksidase harus hati-hati.
Pemberian bersama transquilizer atau alkohol, inhibitor monoamn oksidase harus hati-hati.
10. Pemberian
Obat : Diberikan sebelum atau sesudah makan
11. Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering, hindari cahaya langsung.
Simpan di tempat yang sejuk dan kering, hindari cahaya langsung.
12. Sediaan :
Tablet 2mg x 10 x 10
3. Nifuroxazide
Nifuroxazide
adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli,
Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas
aeruginosa.Nifuroxide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Obat diare
ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli &
Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk
anak-anak maupun dewasa.
Informasi
Obat Nifuroxazide :
1. Indikasi:
Terapi diare karena kuman E Colidan Staph, kolopati spesifik dan non spesifik
pada dewasa dan anak.
2. Dosis:
-
Dewasa : 1-2 sendok takar 3 kali/hari.
-
Anak dan bayi > 6 bulan : 1 sendok
takar 3 kali/hari.
-
Bayi < 6 bulan : 1 sendok takar 2
kali/hari.
3. Pemberian
Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan.
4. Kontra
Indikasi: Gangguan fungsi hati dan ginjal.
5. Perhatian:
Gangguan neurologik.
6. Efek
Samping: Nyeri perut, diare, pigmen hijau pada lidah, urin dan feses,
neurotoksisitas. Penurunan jumlah mikroflora dalam saluran cerna.
7. Kemasan:
Sirup 250 mg/5 mL x 60 mL x 1
4. Dioctahedral smectite
Dioctahedral
smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in
vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin,
bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan
melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan
integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio
laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.
Informasi
Obat Dioctahedral Smectite :
1.
Farmakologi / Cara Kerja
Obat : Bekerja dengan cara melapisi mukosa saluran pencernaan.Dengan jalan
interaksi dengan glikoprotein di mukosa.Smecta meningkatkan resistensi lapisan
gel mukosa sebagai respon terhadap zat-zat yang agresif.Smecta bekerja pada barrier mukosa saluran pencernaan dan
karena daya kapasitas ikatnya,Smecta melindungi mukosa saluran pencernaan.
Smecta bersifat radiolusen,tidak mewarnai tinja dan pada dosis lazim tidak merubah waktu
transit dari usus secara fifiologi pada percobaan menggunakan hewan.
2. Indikasi : Pengobatan simptomatik
pada diare nonspesifik
3. Kontra Indikasi : Smecta tidak boleh
diberikan kepada penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat
Smecta.
4. Dosis dan Aturan Pakai : Tanyakan
kepada dokter anda mengenai dosis dan aturan pakai Smecta.
Dosis yang lain diberikan :
-
Dewasa
dan anak diatas 12 tahun : dosis awal Smecta 3 gram,dosis maksimum per 24 jam 9
gram.
-
Anak
6-12 tahun : dosis awal smecta 1,5 gram,dosis maksimum per 24 jam 4,5 gram.
-
Anak
di bawah 6 tahun : harus sesuai petunjuk dokter.
Efek Samping : Tidak dilaporkan
ketidakcocokan pemakaian obat.Satu-satunya problem yang amat jarang terjadi
yaitu konstipasi.Tetapi pengobatan selalu bisa diteruskan dengan jalan
mengurangi dosis.
Peringatan dan Perhatian : Jangan
melampaui dosis harian yang dianjurkan.Jika terjadi bahaya akibat dosis
berlebih,segera minta bantuan dokter.Jangan gunakan obat Smecta lebih dari 2
hari atau jika terjadi demam,atau jangan diberikan pada bayi dan anak di bawah
6 tahun kecuali disarankan oleh dokter. Jika diare pada anak disertai
dehidrasi,maka pengbatan awal harus diberikan oralit.Dalam hal ini Smecta hanya
dianjurkan sebagai pengobatan lanjutan. Hati-hati pada penderita gangguan
ginjal.
5. Interaksi Obat : Daya serap dari
Smecta dapat mengganggu waktu atau daya penyerapan dari obat-obat lain,oleh
sebab itu dianjurkan agar obat-obat lain diberikan dalam waktu yang terpisah
dengan Smecta.
6. Kemasan ; Smecta dus ,berisi 30
sachet Smecta. Smecta dus berisi 10 sachet smecta.
7.
Keterangan
: Simpan di tempat sejuk dan kering.Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
B.Obstipansia untuk terapi
simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa
cara:
1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)
2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
3. Adsorbensia, untuk menyerap racun yangdihasilkan bakteri atau racun penyebab diare. misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
4.Pemberian
mucilago ,untuk melindungi selaput lendir usus yang luka
C.
Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang
seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan
oksifenonium.
I.Informasi
Obat :
1. Oralit
Adalah cairan yang mengandung gula
dan elektrolit. Kandungannya adalah natrium klorida, kalium klorida, glukosa
anhidrat, dan natrium bikarbonat.
Indikasi : Mencegah dan
mengobati kekurangan cairan
atau
dehidrasi akibat diare atau muntaber.
Sediaan
: sachet 5,6 g.
2.
Kaolin Pectin
Indikasi
: Mengobati diare Simtomatik dan
diare spesifik
Sediaan : Per tablet : kaolin 550 mg,pectin 20 mg.
3. Koloidal
Attalpulgit Teraktivasi.
Indikasi :Pengobatan simtomatik (hanya menghilangkan
Indikasi :Pengobatan simtomatik (hanya menghilangkan
gejala penyakit, tidak menyembuhkan/
menghilangkan
penyebab penyakit) diare non spesifik.
Kontra indikasi :Luka pada penyempitan saluran pencernaan
Kontra indikasi :Luka pada penyempitan saluran pencernaan
(lambung-usus), sedang demam tinggi.
Sediaan : Tablet 630 mg
Sediaan : Tablet 630 mg
4.
Loperamide
Indikasi : Pengobatan diare akut yang tidak
diketahui penyebabnya dan kronik
Kontra Indikasi : Anak-anak di bawah usia 12 tahun,
kolitis
akut karena dapat menyebabkan megacolon
toksik, pada keadaan dimana konstipasi
harus dihindari.
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
Menghambat peristaltik , gangguan
Menghambat peristaltik , gangguan
fungsi hati,Anak
< 12 tahun
Efek Samping :
Flatulen/kembung,mual,muntah,mulut kering.
Reaksi hipersensitif (termasuk
kemerahan
pada kulit),kelelahan, letargi/mengantuk,pusing.
Sediaan : Tablet 2mg
5. Arang Jerap (Carbo Adsorbens) DOEN
Indikasi :
Diare,kembung.
Efek samping : muntah
,konstipasi,feses hitam.
Sediaan :
Tablet 250 mg
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
·
Diare
termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).
Meskipun demikian,diare dapat mengancam jiwa.Dua pembunuh terbesar anak-anak
balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.
·
Bakteri
, virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa),anak sedang terapi dengan
pemakaian antibotika,alergi susu,sanitasi buruk,nutrisi buruk,intoleransi
terhadap bahan makanan tertentu,keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh
bakteri maupun bahan kimia,immuno defesiensi,konsumsi alcohol yang
berlebihan,ansietas / cemas,infeksi virus dari usus alergi terhadap makanan
tertentu, tidak tahan susu ,peradangan usus misalnya,kekurangan gizi,portunistik
kuman,efek samping obat,penyakit endokrin,penyakit neurologik
·
Pengobatan diare: terapi farmakologi dengan
menggunakan obat-obat diare, dan terapi non farmakologi dengan
menggunakan terapi alternative.
2. Saran
Untuk
mencegah penyakit diare ada beberapa cara :
1.Mencuci
tangan memakai sabun : Sebelum
makan,setelah Buang Air Besar,sebelum memegang bayi,setelah mencebok anak
,sebelum menyiapkan makanan
2.Minum
minuman sehat atau telah diolah :Merebus,proses Klorinasi
3.Pengolahan
sampah yang baik supaya tidak tercemar serangga
4.Membuang
BAB dan pipis pada tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA
الفقر إلى الله .
2013. Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Diare pada Bayi,Anak anak dan Dewasa. http://hanifatunnisaa.wordpress.com/2013/01/21/penyebab-gejala-pengobatan-dan-pencegahan-penyakit-diare-pada-bayi-anak-anak-dan-dewasa/.diakses 17 Juli 2014.
Sanma,Vio.8:27.Penyebab Diare. http://www.asiancancer.com/indonesian/?utm_source=ggimg&utm_medium=cpc&utm_term=merek1&utm_content=336_280&utm_campaign=co.id&gclid=CJDrydKu-b8CFZIojgod_zkArw.Diakses 17 Juli
2014.
Supernumerary. 2014.Penggolongan Obat Diare.Http://id.shvoong.com/medicine-and-health/investigative-medicine/2417125-penggolongan-obat-diare/#ixzz37nKDxjZG.Diakses
18 Juli 2014
Herni.2011.Antidiare.Http://Hernihenzta.blogspot.com/2011/01/antidiare.html.Diakses
19 Juli 2014.
Amalina,anisa.2009.Antidiare.http://annisaamalina.wordpress.com/2009/10/23/diare. Diakses
22 Juli 2014.
Runtika,Musrifania
Hanna. 2011.Rencana Asuhan Kefarmasian
Antidiare.Http://faniawesome.blogspot.com/2011_10_01_archive.html.Diakses
22 Juli 2014.
Muhlisin,Ahmad.2014.Penyakit Diare-Pengertian,Penyebab dan
Gejalanya.Http://mediskus.com/penyakit/diare-penyebab-pengertian-gejala.html.Diakses
27 Juli 2014.
Siahaan,Dermon. 2013.SMCETA Sachet (Dioctahedral Smectite). http://mutiarakatacinta.blogspot.com/2013/03/smceta-sachet-dioctahedral-smectite.html.Diakses 4 Agustus 2014.
Dechacare. Colidium.http://www.dechacare.com/COLIDIUM-P687.html.Diakses
4 Agustus 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar