Cinta dan hati

Cinta dan hati
Cinta dan hati

Cinta dan hati

Cinta dan hati

Cinta dan hati

Cinta dan hati

Cinta dan hati

Cinta dan hati

Rabu, 29 November 2017

Sosiodrama Keluarga Sakinah Mawadah Warahmah




Keluarga Sakinah Mawadah Warahmah

Pemeran :
Bapak Aisah    : Fachrul
Ibunda Aisah   : Rista
Suami              : Ilham
Isteri                : Aisah
Anak                : Sri Puji
Ibunda Ilham   : Astri
Moderator        : Dwi
Keluarga merupakan bagian kesatuan terbawah yang melandasi tegaknya sebuah jamaah di dalam islam  terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Atau bisa juga suami dan istri saja (sekiranya pasangan masih belum mmpunyai anak baik anak kandung atau anak angakat).
 Fungsi keluarga : Penerus misi umat islam, Perlindungan terhadap akhlak, Wahana pembentukan islam. Keluargalah sekolah keperibadian pertama dan utama bagi anak. Penyair kondang hafidz ibrahim mengatakan: “ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila engkau mendidiknya berarti engkau telah menyiapkan bangsa yang baik perengainya”. Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yaitu menyediakan sarana bagi berlangsungnya pendidikan tersebut. Keluargalah yang menerapkan sunnah Rasul dari bangun tidur sampai akan tidur kembali. Maka terciptalah generasi islam yang handal dan berkualitas.
Sakinah Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun, penggunaan nama sakinah itu diambil dari penggalan al Qur’an surat 30:21 “Litaskunu ilaiha” yang artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain.Jadi keluarga sakinah itu adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.
Mawaddah Di dalam keluarga sakinah itu pasti akan muncul mawaddah dan rahmah (QS/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada material seperti cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang.
Warahmah, Wa artinya dan. Sedangkan Rahmah (dari Allah SWT) yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, rejeki. (lihat : Kamus Arab, kitab ta’riifat, Hisnul Muslim (Perisai Muslim) Jadi, Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala niatan pertama saat melangsungkan pernikahan adalah karena mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah serta bertujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Firma Allah Subhanahu Wata’ala
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ         
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum / 30 : 21).
Penjelasan:
Dalam sebuah keluarga seorang amak perempuan yang belum menikah wajib berbakti dan patuh kepada  ibu dan bapaknya. Sedangkan seorang anak perempuan yang sudah menikah wajib berbakti dan patuh kepada suaminya. Begitupun untuk seorang anak laki-laki yag belum menikah maupun sudah menikah, Ia tetap wajib berbakti dan patuh kepada kedua  orang tuanya
Pagi hari yasmin, ayah dan ibunya sedang sarapan. Setelah sarapan yasmin bergegas pergi ke sekolah dan ayahnya ke kantor.
Ilham :” Umi, abi berangkat kerja dulu ya”
Yasmin :” Yasmin juga berangkat sekolah dulu ya mi”
Aisah :” Iya hati hati ya bi, yasmin hati-hati”
Ilham :” Selama abi dikantor, umi tidak diperkenankan kemana-mana ya mi, jaga rumah baik baik ya”
Aisah :” Iya Abi, dengan senang hati”
Ilham :” Assalamualaikum”
Aisah :” Waalaikumussalam”
Rista : “ Ohok…. Ohok…… (Batuk)
Fachrul :” Kenapa bu?
Rista : Ibu ingin sekali bertemu dengan aisah pak, sudah 2 tahun iini ibu tidak pernah bertemu lagi dengan Aisah”.
Fachrul :” Tapi ka ibu sedang sakit, yasudah bapak telpon aisah ya”
Tiba-tiba siang hari bapaknya aisah menelpon
Kring… kring
Aisah :” Assalamualaikum pak, ada apa?”
Fachrul :” Walaikumussalam nak, bapak haya ingin mengatakan bahwa ibumu sakit nak, ibumu ingin sekali bertemu denganmu”.
Aisah :” Astagfirullahaladim sait apa pak ? tapi Aisah tidak diijinkan keluar rumah oleh suami Aisah pak”
Fachrul :” Yasudah, tidak apa-apa, bapak mengerti kamu harus patuh terhadap suamimu”
Aisah : Aisah minta maaf ya pak, Aisah doakan semoga ibu cepat sembuh:
Fachrul :” Amiin nak, yasudah bapak sudahi telponnya . Assalamualaikum”
Aisah :” Waalaikumussalam
Tidak lama kemudian  yasmin dan ayahnya pulang.
Ilham :” Assalamualaikum”
Aisah :” Waalaikumussalam, duduk dulu bi, umi sudah siapkan makanan di meja dan air hangat untuk mandi”.
Ilham : Alhamdulillah, syukron umi”
Aisah :”Oh iya abi, tadi siang bapak nelpon, dia bilang ibu sedang sait. Kapan kita mau menjenguk ibu?”
Ilham :” Yasudah sebentar ya abi beres-beres dahulu, akan ada yang abi musyawarahkan bersama-sama”.
Musyawarah
Ilham :”Bagaimana kalau besok kita bersama-sama menjenguk ibu?”
Yasmin :” kebetulan yasmin besok pulang sekolah lebih awal bi”.
Aisah :” Apa abi tidak keberatan jika harus meninggalkan pekerjaan?”
Ilham:” Alhamdulillah mi, abi besok ada waktu luang sehingga pulang lebih cepat. Jadi besok siang kita jenguk bapak sama-sama ya”
Aisah:” Alhamdulillah, iya abi”
Dalam keluarga sakinah mawadah warahmah, saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya
Dirumah ibu dan bapak
Ilham :” Assalamualaikum”
Fachrul :” Waalaikumsalam”
Aisah :” Bapak , ibu bagaimana keadaannya?”
Fachrul :” Seperti itulah belum membaik nak”
Aisah   :” Umi, Aisah ingin sekali ibu sembuh”
Rista  : “iya nak, sekarang ibu sudah agak membaik ko”
Ilham : “yasudah bu hari sudah sore kami harus pulang”
Rista; iya hati2 nak
Ilham; assalamualaikum (sambil bersalaman)
Dirumah
Ilham : “ Assalamualaikum mi, ini untuk umi “
Aisah: (Umi membuka ) Subhanallah, abiii indah sekali, tapi mengapa hanya satu bi”.
Ilham :” Maaf umi, maksudnya apa?”
Aisah:” Maksudnya, apa tidak sebaiknya abi membelikannya untuk ibu abi juga “
Ilham :” Astagfirullah, iya akan segera abi belikan untuk beliau”
Aisah: Oh iya bi, bagaimana kalau nanti sore kita sama-sama silaturahmi ke rumah ibu abi”
Ilham :” Alhamdulillah, tentu boleh mi”
Sore Hari
Aisah :” assalamualaikum”
Astri ;” waalaikum salam”
Aisah;” (bersalaman) ibu bagaimana keadaanya?”
Ilham: “ibu hari ini ibu terlihat cantik sekali “
Astri : “ Alhamdulillah ibu baik-baik saja, iya nak ibu mengerti. Yang terpenting kau selalu mendoakan ibu agar sehat selalu ya”.
Ilham :” Oh iya ibu, ini untuk ibu”.
Aisah :” Apa ini nak?”
Ilham :” Sebuah jilbab untuk ibu”
Astri :” Subhanallah, terimakasih nak”
Ilham :” Dan ini”(Memberi sebuah amplop)
Astri :” Apa lagi ini nak, tak usah sungkan-sungkan nak member ibu uang, pergunakan saja untuk kebutuhan rumahtanggamu”
Aisah :” Tidak apa-apa ibu, itu untuk ibu. Kami sangat menyayangi ibu”.
Astri : “Terimakasih nak ibu doakan semoga kaian dilapangka rejeki, dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT Amin”
Hari sudah pagi setiap hari jumat, mereka saling bermaaf maafan
Aisah ; “abi.. umi minta maaf atas setiap kesalahan umi ke abi, umi takut umi tidak bisa menjadi istri yg baik untuk abi dan ibu yang baik untuk yasmin”
Ilham; “tidak apa2 mi.. abi sudah maafkan! Abi juga minta maaf sama umi”
         Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jum’at. Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong, tanpa beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masing-masing anggota keluarga.
Hari sudah sore saat itu abi pulang dari kantor
Ilham:” assalamualaikum”
Aisah : “waalaikum salam. Sudah pulang bi?”
Ilham ; “sudah mi alamdulillah hari ini abi dapat rejki dari allah , tapi tidak seberapa mi tapi kita tetap harus mensyukurinya.. maafin abi, hari ini abi hanya memberi nafkah seadanya saja”
Aisah :” alhamdullilah bi segini saja umi sudah bersyukur.. yasudah sekarang abi mandi setelah itu kita solat berjamaah”
Allah Taala berfirman :
“ Dan perintahkanlah kepadam keluargamu mendirikan shalat”( QS. 20 Thaaha : 132)
Firman Allah tersebut menjelaskan mengenai perintah shalat lima waktu kepada keluarga serumah dan para pengikut kita.
“Wanita yang terdekat kepada tuhanya adalah jika ia berada di dalam rumahnya, dan sesungguhnya shalat wanita diruang depan rumahnya adalah lebih utama daripada shalatnya di masjid. Shalatnya wanita di dalam rumah adalah lebih utama daripada dhalatnya di ruang depan rumahnya, dan shalat wanita di dalam pingitannya adalah lebih utama daripada shalatnya di dalam rumahnya” (Menjelaskan keutamaan shalat isteri di rumah daripada berjamaah sebab hal ini lebih utama sekalipun berjamaah bersama nabi SAW
Tidak lama kemudian mereka solat berjamaah bersama selesai solat, mereka bersalaman dan menasehati putrinya yasmin
Ilham :” nak sekarang kamu sudah besar, dan sudah balight jadi setiap perbuatan yang kamu lakukan akan dicatat oleh malaikat munkar dan nakir, kamu juga harus menghormati kedua orang tuamu”
Aisah :” iya dengarkan apa kata abimu, skrang kamu tidak boleh lagi meninggalkan solat lima waktu”
Yasmin :” iya mi, yasmin akan mematuhi perintah abi dan umi”
Ilham :” yasudah sekarang sudah malam waktunya tidur”
Yasmin:” iya bi”
Keesokan harinya abi mendapat rejeki yang lebih ia mengajak isteri dan anaknya bersedekah
Ilham:” mi.. Alhamdulillah abi skrang mendapat rejki yang lebih.. dan lebih baik rejki ini kita gunakan untuk bersedekah kepada fakir miskin”
Aisah: “alhamdullilah,sekarang abi mendapat rejki yang lebih sebaiknya disedekahkan “
Tidak lama yasmin,abi dan aisah bergegas pergi untuk menemui fakir miskin mereka membawa barang-barang dan makanan untuk di bagikan ke fakir miskin
Setelah selesai mereka berdoa bersama-sama untuk mendapat kebahagiaan dunia maupun akhirat
Kesimpulan :
setiap manuasia ingin memiliki dan menjalin keluarga yang sakinah (merasa aman), mawadah (cinta yang membara) dan warahmah (penuh kasih sayang). Untuk merajut keluarga tersebut terdapat pula pilar-pilarnya diantaranya keluarga yang selalu mempelajari ilmu-ilmu agama, memiliki akhlak kesopanan, etika pergaulan yang baik, mampu hidup sederhana dan berhemat, saling introspeksi menyadari cacat masing-masing.
Pilar – pilar membentuk keluarga Sakinah Mawadah Warahmah
1. Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SWT. 
2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya dari pada kecantikannya, kekayaannya, kedudukannya.
3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan nasabnya.
4. Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menghidari hubungan yang dilaran Allah SWT
5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi keamanan, memberikan didikan islami pada anak istrinya, memberikan sandang pangan, papan yang halal, menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak anggota keluaganya menuju ridha Allah dan surga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota keluarganya dario siksa api neraka.
6. Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri dengan dorongan ibadah dan berharap ridha Allah semata. Seperti melayani suami, mendidik putra-putrinya tentan agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia, menjaga kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan membahagiakan suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai, merasa saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling mempercai kesetiaan masing-masing, saling keterbukaan dengan merajut komunikasi yang intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau ibadah bersama-sama, seperti suami mengajak anak istrinya bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami mendidik anaknya agar gemar bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-qur’an, berziarah qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan Allah SWT. Dan lain-lain.
10.Suami istri selalu memohon kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang.
12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya
Rasulullah SAW bersabda “Apabila Allah menghendaki, maka rumahtangga yang bahagia itu akan diberikan kecenderungan senang mempelajari ilmu-ilmu agama, yang muda-muda menghormayi yang tua, harmonis dalam kehidupan, hemat dan hidup sederhana, menyadari cacat-cacat mereka dan melakukan taubat” (HR Dailami dari Abas ra)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar