Keluarga Sakinah Mawadah Warahmah
Pemeran :
Bapak Aisah : Fachrul
Ibunda Aisah : Rista
Suami : Ilham
Isteri : Aisah
Anak : Sri Puji
Ibunda Ilham : Astri
Moderator : Dwi
Keluarga merupakan bagian kesatuan terbawah yang melandasi tegaknya sebuah
jamaah di dalam islam terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Atau
bisa juga suami dan istri saja (sekiranya pasangan masih belum mmpunyai anak
baik anak kandung atau anak angakat).
Fungsi keluarga : Penerus misi umat islam, Perlindungan terhadap akhlak, Wahana
pembentukan islam. Keluargalah sekolah keperibadian pertama dan utama bagi
anak. Penyair kondang hafidz ibrahim mengatakan: “ibu adalah sekolah bagi
anak-anaknya. Bila engkau mendidiknya berarti engkau telah menyiapkan bangsa
yang baik perengainya”. Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga,
sementara ayah mempunyai tugas yaitu menyediakan sarana bagi berlangsungnya
pendidikan tersebut. Keluargalah yang menerapkan sunnah Rasul dari bangun tidur
sampai akan tidur kembali. Maka terciptalah generasi islam yang handal dan
berkualitas.
Sakinah Dalam bahasa Arab, kata sakinah di
dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh
kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun, penggunaan nama sakinah
itu diambil dari penggalan al Qur’an surat 30:21 “Litaskunu ilaiha” yang artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan
perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain.Jadi
keluarga sakinah itu adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan
cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan,
terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.
Mawaddah Di dalam keluarga sakinah
itu pasti akan muncul mawaddah dan rahmah (QS/30:21). Mawaddah adalah
jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa
dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang
pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat
ini, mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada
material seperti cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi yang menggoda, cinta
pada harta benda, dan lain sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah
yang artinya cinta dan kasih sayang.
Warahmah, Wa artinya dan. Sedangkan Rahmah (dari
Allah SWT) yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih,
rejeki. (lihat : Kamus Arab, kitab ta’riifat, Hisnul Muslim (Perisai Muslim)
Jadi, Rahmah adalah
jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan
melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada
sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih
sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai,
rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan
muncul manakala niatan pertama saat melangsungkan pernikahan adalah karena
mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah serta bertujuan hanya untuk
mendapatkan ridha Allah SWT.
Firma Allah Subhanahu Wata’ala
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ
خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : “Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum / 30
: 21).
Penjelasan:
Dalam sebuah keluarga
seorang amak perempuan yang belum menikah wajib berbakti dan patuh kepada ibu dan bapaknya. Sedangkan seorang anak
perempuan yang sudah menikah wajib berbakti dan patuh kepada suaminya.
Begitupun untuk seorang anak laki-laki yag belum menikah maupun sudah menikah,
Ia tetap wajib berbakti dan patuh kepada kedua
orang tuanya
Pagi hari yasmin, ayah dan ibunya sedang sarapan. Setelah
sarapan yasmin bergegas pergi ke sekolah dan ayahnya ke kantor.
Ilham :” Umi, abi
berangkat kerja dulu ya”
Yasmin :” Yasmin juga
berangkat sekolah dulu ya mi”
Aisah :” Iya hati hati ya
bi, yasmin hati-hati”
Ilham :” Selama abi
dikantor, umi tidak diperkenankan kemana-mana ya mi, jaga rumah baik baik ya”
Aisah :” Iya Abi, dengan
senang hati”
Ilham :”
Assalamualaikum”
Aisah :”
Waalaikumussalam”
Rista : “ Ohok…. Ohok……
(Batuk)
Fachrul :” Kenapa bu?
Rista : Ibu ingin sekali
bertemu dengan aisah pak, sudah 2 tahun iini ibu tidak pernah bertemu lagi
dengan Aisah”.
Fachrul :” Tapi ka ibu
sedang sakit, yasudah bapak telpon aisah ya”
Tiba-tiba siang hari bapaknya aisah
menelpon
Kring… kring
Aisah :” Assalamualaikum
pak, ada apa?”
Fachrul :”
Walaikumussalam nak, bapak haya ingin mengatakan bahwa ibumu sakit nak, ibumu
ingin sekali bertemu denganmu”.
Aisah :”
Astagfirullahaladim sait apa pak ? tapi Aisah tidak diijinkan keluar rumah oleh
suami Aisah pak”
Fachrul :” Yasudah,
tidak apa-apa, bapak mengerti kamu harus patuh terhadap suamimu”
Aisah : Aisah minta maaf
ya pak, Aisah doakan semoga ibu cepat sembuh:
Fachrul :” Amiin nak,
yasudah bapak sudahi telponnya . Assalamualaikum”
Aisah :” Waalaikumussalam
Tidak lama kemudian yasmin dan ayahnya pulang.
Ilham :”
Assalamualaikum”
Aisah :”
Waalaikumussalam, duduk dulu bi, umi sudah siapkan makanan di meja dan air
hangat untuk mandi”.
Ilham : Alhamdulillah,
syukron umi”
Aisah :”Oh iya abi, tadi
siang bapak nelpon, dia bilang ibu sedang sait. Kapan kita mau menjenguk ibu?”
Ilham :” Yasudah
sebentar ya abi beres-beres dahulu, akan ada yang abi musyawarahkan
bersama-sama”.
Musyawarah
Ilham :”Bagaimana kalau
besok kita bersama-sama menjenguk ibu?”
Yasmin :” kebetulan
yasmin besok pulang sekolah lebih awal bi”.
Aisah :” Apa abi tidak
keberatan jika harus meninggalkan pekerjaan?”
Ilham:” Alhamdulillah
mi, abi besok ada waktu luang sehingga pulang lebih cepat. Jadi besok siang
kita jenguk bapak sama-sama ya”
Aisah:” Alhamdulillah,
iya abi”
Dalam keluarga sakinah mawadah
warahmah, saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah
keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat
memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya
Dirumah ibu dan bapak
Ilham :”
Assalamualaikum”
Fachrul :”
Waalaikumsalam”
Aisah :” Bapak , ibu
bagaimana keadaannya?”
Fachrul :” Seperti
itulah belum membaik nak”
Aisah :” Umi, Aisah ingin sekali ibu sembuh”
Rista : “iya nak, sekarang ibu sudah agak membaik ko”
Ilham : “yasudah bu hari
sudah sore kami harus pulang”
Rista; iya hati2 nak
Ilham; assalamualaikum
(sambil bersalaman)
Dirumah
Ilham : “
Assalamualaikum mi, ini untuk umi “
Aisah: (Umi membuka )
Subhanallah, abiii indah sekali, tapi mengapa hanya satu bi”.
Ilham :” Maaf umi,
maksudnya apa?”
Aisah:” Maksudnya, apa
tidak sebaiknya abi membelikannya untuk ibu abi juga “
Ilham :” Astagfirullah, iya
akan segera abi belikan untuk beliau”
Aisah: Oh iya bi,
bagaimana kalau nanti sore kita sama-sama silaturahmi ke rumah ibu abi”
Ilham :” Alhamdulillah,
tentu boleh mi”
Sore Hari
Aisah :” assalamualaikum”
Astri ;” waalaikum
salam”
Aisah;” (bersalaman) ibu bagaimana keadaanya?”
Ilham: “ibu hari ini ibu
terlihat cantik sekali “
Astri : “ Alhamdulillah
ibu baik-baik saja, iya nak ibu mengerti. Yang terpenting kau selalu mendoakan
ibu agar sehat selalu ya”.
Ilham :” Oh iya ibu, ini
untuk ibu”.
Aisah :” Apa ini nak?”
Ilham :” Sebuah jilbab
untuk ibu”
Astri :” Subhanallah,
terimakasih nak”
Ilham :” Dan
ini”(Memberi sebuah amplop)
Astri :” Apa lagi ini
nak, tak usah sungkan-sungkan nak member ibu uang, pergunakan saja untuk
kebutuhan rumahtanggamu”
Aisah :” Tidak apa-apa
ibu, itu untuk ibu. Kami sangat menyayangi ibu”.
Astri : “Terimakasih nak
ibu doakan semoga kaian dilapangka rejeki, dimudahkan segala urusannya oleh
Allah SWT Amin”
Hari sudah pagi setiap hari jumat,
mereka saling bermaaf maafan
Aisah ; “abi.. umi minta
maaf atas setiap kesalahan umi ke abi, umi takut umi tidak bisa menjadi istri
yg baik untuk abi dan ibu yang baik untuk yasmin”
Ilham; “tidak apa2 mi..
abi sudah maafkan! Abi juga minta maaf sama umi”
Suami
secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk
melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan
anak-anaknya saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari
kamis malam jum’at. Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis,
terbuka, plong, tanpa beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga
kesetiaan masing-masing anggota keluarga.
Hari sudah sore saat itu abi pulang
dari kantor
Ilham:” assalamualaikum”
Aisah : “waalaikum
salam. Sudah pulang bi?”
Ilham ; “sudah mi
alamdulillah hari ini abi dapat rejki dari allah , tapi tidak seberapa mi tapi
kita tetap harus mensyukurinya.. maafin abi, hari ini abi hanya memberi nafkah
seadanya saja”
Aisah :” alhamdullilah
bi segini saja umi sudah bersyukur.. yasudah sekarang abi mandi setelah itu
kita solat berjamaah”
Allah Taala berfirman :
“ Dan perintahkanlah kepadam keluargamu mendirikan shalat”(
QS. 20 Thaaha : 132)
Firman Allah tersebut menjelaskan mengenai perintah shalat lima
waktu kepada keluarga serumah dan para pengikut kita.
“Wanita yang terdekat kepada tuhanya adalah jika ia berada
di dalam rumahnya, dan sesungguhnya shalat wanita diruang depan rumahnya adalah
lebih utama daripada shalatnya di masjid. Shalatnya wanita di dalam rumah
adalah lebih utama daripada dhalatnya di ruang depan rumahnya, dan shalat
wanita di dalam pingitannya adalah lebih utama daripada shalatnya di dalam
rumahnya” (Menjelaskan keutamaan shalat isteri di rumah daripada berjamaah
sebab hal ini lebih utama sekalipun berjamaah bersama nabi SAW
Tidak lama kemudian mereka solat
berjamaah bersama selesai solat, mereka bersalaman dan menasehati putrinya
yasmin
Ilham :” nak sekarang
kamu sudah besar, dan sudah balight jadi setiap perbuatan yang kamu lakukan
akan dicatat oleh malaikat munkar dan nakir, kamu juga harus menghormati kedua
orang tuamu”
Aisah :” iya dengarkan
apa kata abimu, skrang kamu tidak boleh lagi meninggalkan solat lima waktu”
Yasmin :” iya mi, yasmin
akan mematuhi perintah abi dan umi”
Ilham :” yasudah sekarang
sudah malam waktunya tidur”
Yasmin:” iya bi”
Keesokan harinya abi mendapat rejeki
yang lebih ia mengajak isteri dan anaknya bersedekah
Ilham:” mi..
Alhamdulillah abi skrang mendapat rejki yang lebih.. dan lebih baik rejki ini
kita gunakan untuk bersedekah kepada fakir miskin”
Aisah: “alhamdullilah,sekarang
abi mendapat rejki yang lebih sebaiknya disedekahkan “
Tidak lama yasmin,abi dan aisah
bergegas pergi untuk menemui fakir miskin mereka membawa barang-barang dan
makanan untuk di bagikan ke fakir miskin
Setelah selesai mereka berdoa
bersama-sama untuk mendapat kebahagiaan dunia maupun akhirat
Kesimpulan :
setiap manuasia ingin
memiliki dan menjalin keluarga yang sakinah (merasa aman), mawadah (cinta yang
membara) dan warahmah (penuh kasih sayang). Untuk merajut keluarga tersebut
terdapat pula pilar-pilarnya diantaranya keluarga yang selalu mempelajari
ilmu-ilmu agama, memiliki akhlak kesopanan, etika pergaulan yang baik, mampu
hidup sederhana dan berhemat, saling introspeksi menyadari cacat masing-masing.
Pilar – pilar membentuk
keluarga Sakinah Mawadah Warahmah
1. Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat
menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SWT.
2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya
dari pada kecantikannya, kekayaannya, kedudukannya.
3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga
kehormatan dan nasabnya.
4. Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT
dan untuk menghidari hubungan yang dilaran Allah SWT
5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang
suami dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi
keamanan, memberikan didikan islami pada anak istrinya, memberikan sandang
pangan, papan yang halal, menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak anggota
keluaganya menuju ridha Allah dan surga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota
keluarganya dario siksa api neraka.
6. Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri
dengan dorongan ibadah dan berharap ridha Allah semata. Seperti melayani suami,
mendidik putra-putrinya tentan agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik
mereka dengan akhlak yang mulia, menjaga kehormatan keluarga, memelihara harta
suaminya, dan membahagiakan suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan
pasangannya, saling menghargai, merasa saling membutuhkan dan melengkapi,
menghormati, mencintai, saling mempercai kesetiaan masing-masing, saling
keterbukaan dengan merajut komunikasi yang intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk
selalu bersama dalam mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah
atau ibadah bersama-sama, seperti suami mengajak anak istrinya bersedekah pada
fakir miskin, dengan tujuan suami mendidik anaknya agar gemar bersedekah,
mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur kepada Allah SWT, berzikir
bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-qur’an, berziarah qubur, menuntut
ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan Allah SWT. Dan
lain-lain.
10.Suami istri selalu memohon kepada Allah agar diberikan
keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya
melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang.
12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu
mengadakan musyawarah keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota
keluarga cepat-cepat memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu
amarahnya
Rasulullah SAW bersabda
“Apabila Allah menghendaki, maka rumahtangga yang bahagia itu akan diberikan
kecenderungan senang mempelajari ilmu-ilmu agama, yang muda-muda menghormayi
yang tua, harmonis dalam kehidupan, hemat dan hidup sederhana, menyadari
cacat-cacat mereka dan melakukan taubat” (HR Dailami dari Abas ra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar